Sabtu, 11 Agustus 2012

GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala


GONENGGATI
Kumpulan Cerita Rakyat Dari Donggala




SAMBUTAN BUPATI DONGGALA


BUKU ini merupakan kumpulan legenda atau cerita rakyat yang diangkat dari tradisi masyarakat Kabupaten Donggala yang selama ini hampir punah, sehingga penulisan dan penerbitan akan memberi sumbangsih pemikiran dan inspirasi bagi pembaca.

Karena itu atas nama Pemerintah Kabupaten Donggala, saya sangat menghargai dan menyambut baik dengan terbitnya buku GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala yang ditulis saudara Jamrin Abubakar. Bukan saja menambah khazanah pustaka daerah yang masih minim, tapi merupakan  bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap cerita rakyat yang terdapat di Kabupaten Donggala. Apalagi daerah ini memang sangat kaya dengan cerita rakyat yang belum banyak diangkat dalam bentuk tulisan, sehingga terancam punah di tengah derasnya pengaruh budaya modern.

Karena itu Pemerintah Kabupaten Donggala merekomendasi agar buku ini dapat dijadikan bacaan muatan lokal atau bahan pengayaan bagi siswa sekolah dasar maupun siswa sekolah menengah. Terpenuhinya bacaan lokal semacam ini merupakan  upaya pelestarian kearifan lokal yang patut diketahui kembali bagi generasi muda, tak terkecuali bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual. Apalagi dengan berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu Pemerintahan Gonenggati di Donggala, maka sangat relevan dengan adanya semangat untuk tetap mempertahankan spirit nilai-nilai kearifan lokal disamping  nilai-nilai universal.
Dengan demikian, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya masyarakat Kabupaten Donggala.


Donggala, 2012


Bupati Donggala


Drs. H. Habir Ponulele, MM


Secara simbolis, penulis sedang menyerahkan buku GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala kepada Bupati Donggala, Habir Ponulele, Jumat (10 Agustus 2012)


KATA PENGANTAR
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN DONGGALA


DONGGALA salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah sejak dulu memiliki kekayaan cerita rakyat atau legenda yang menjadi tradisi lisan di tengah masyarakat. Tetapi legenda tersebut masih sangat sedikit yang dipublikasikan atau dibukukan dibanding yang tersebar dalam bentuk tuturan dari mulut ke mulut.
Padahal di satu sisi penutur tradisi lisan cenderung mulai berkurang, terutama pada masyarakat perkotaan, sehingga dikhawatirkan suatu saat banyak cerita rakyat terancam punah dan tak diketahui generasi mendatang. Karena itu kehadiran buku yang ditulis Jamrin Abubakar sebagai hasil eksplorasi dari beberapa komunitas di wilayah Kabupaten Donggala dari penuturnya, sangatlah bermanfaat dalam menambah bahan bacaan muatan lokal untuk kalangan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah.

Kehadiran buku yang berjudul Gonenggati: Kumpulan Cerita Rakyat Dari Donggala, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala meyambut baik dengan mengintegrasikan dalam salah satu program. Yaitu dapat dijadikan salah satu bahan pengayaan di tengah keterbatasan buku-buku cerita rakyat yang bernuansa daerah setempat. Buku ini merupakan rekonstruksi cerita yang sudah lama terpendam dan memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diperkenalkan kembali kepada anak didik.

Dengan demikian, atas nama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala, saya mengucapkan terima kasih pada penulis buku ini. Harapan saya, kiranya menjadi sumber inspirasi bagi pembaca terutama bagi peserta didik baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, khususnya dalam wilayah Kabupaten Donggala.
   


 Donggala, 2012

             
DINAS PENDIDIKAN 
KABUPATEN DONGGALA


H. Aidil Noor, SH, M.Si
Kepala



DAFTAR ISI


•    Sambutan Bupati Donggala
•    Kata Pengantar Kepala Dinas Pendidikan  Kabupaten Donggala

•    Ringkasan Cerita

1.    Gonenggati
2.    Legenda Yamamore di Pusentasi
3.    Legenda Terjadinya Danau Dampelas
4.    Sang Putri dan Bengga Bula
5.    Gadis Dalam Pohon
6.    Asal Mula Kaledo

Donggala Dalam Lintasan Sejarah Dunia

Sumber Penulisan
Riwayat Hidup Penulis



RINGKASAN CERITA


GONENGGATI:
Seorang raja perempuan Kaili yang kharismatik dan berpikiran demokratis mempersatukan negeri-negeri Kaili dalam keadatan Pitunggota. Ia berkuasa di Kanggihui (Kanggirui) yang pusatnya di atas pegunungan (kini masuk wilayah Kabonga, Kecamatan Banawa).

LEGENDA YAMAMORE DI PUSENTASI:
Yamamore putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi menghindari perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara mencemplungkan diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah Yamamore menghilang dan tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.

LEGENDA TERJADINYA DANAU DAMPELAS:
Berawal dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya terjadi perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang dijadikan area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa Talaga.

SANG PUTRI DAN BENGGA BULA:
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar di tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga kulitnya sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan daging kerbau putih.

GADIS DALAM POHON:
Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke dataran Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak mendapatkan binatang buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam pohon yang kemudian dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi di Kabupaten Sigi.

ASAL MULA KALEDO:
Pada saat pembagian daging sapi, orang Kaili dating terlambat sehingga hanya mendapatkan tulang. Tana rasa kecewa, mereka kemudian memasak dengan eksperimen dengan hasil tak kalah enaknya. Sejak itulah Kaledo (kaki lembu donggala) jadi masakan favorit.