Sabtu, 28 Maret 2015

HAPRI IKA POIGI, MA Ketua DKST Terpilih untuk Periode 2015-2020


Hapri Ika Poigi (53 tahun) akhirnya terpilih sebagai Ketua Dewan Kesenian Sulawesi Tengah (DKST untuk periode 2015-2020 melalui musyawarah di Taman Budaya Sulteng, Sabtu (28/3) lalu. Musyawarah berlangsung cukup menarik dalam memperebutkan posisi Ketua DKST itu menghasilkan sejumlah rekomendasi yang dinilai cukup berat dan penuh tantangan bagi pengurus dewan kesenian ke depan.

“Kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Ketua DKST bukanlah kegembiraan, tapi ini tantangan besar dan cukup berat, namun harus dihadapi dan dijalankan bersama kawan-kawan seniman demi kemajuan kesenian di Sulawesi Tengah,” kata hapri Ika Poigi.
Dalam jagat kesenian di Sulteng, Hapri yang juga dosen Antropologi Universitas Tadulako, sudah cukup lama berkiprah  baik melalui kegiatan kampus, Yayasan Tadulakota’, DKST maupun dalam jalinan dengan kelompok-kelompok kesenian di berbagai kota di Indonesia. Totalitas dan kepedulian Hapri dalam urusan kesenian itu pula diakui Arifin Sunusi salah satu seniman dan mantan Ketua Dewan Kesenian Palu) yang mencalonkan untuk Ketua DKST.
Dalam musyawarah, semula ada tiga calon yang diusung minimal dua dewan kesenian kabupaten/kota, yaitu Muhammad Rifai Lahamu, Arifin Sunusi dan Hapri Ika Poigi. Kemudian Muhammad Rifai dinyatakan gugur karena hanya satu dewan kesenian yang mengajukan namanya. Dengan demikian Hapri, putra kelahiran Sabang, Kabupaten Donggala 5 oktober 1962 ini yang didukung tujuh dewan kesenian dan Arifin mendapat dua dukungan, sehingga dinyatakan memenuhi syarat untuk dipilih. Sidang yang dipimpin Nirwan Sahiri (Ketua Dewan Kesenian Palu) menunda sidang beberapa menit dengan harapan mempersiapkan kedua calon untuk menyampaikan visi-misi sesuai keinginan peserta.
Hapri yang menyampaikan pandangan tentang proses kesenian dengan berbagai tantangan bersama Arifin Sunusi yang menurutnya tidak dapat dipisahkan. Demikian sebaliknya, Arifin yang menyampaikan pandangan, menyatakan proses kesenian yang dilakukan bersama hapri sudah sejak lama dan merupakan satu kesatuan yang ditempa bersama dari Sanggar Tampilangi pimpinan Alimin Lasasi.
“Karena itu, tidak mungkin melalui forum ini saya dipertaruhkan dengan rekan saya. Apakah meneruskan atau tidak dalam pemilihan dini buat apa kalau toh membuat diri saya sedih, karena itu saya tidak meneruskan, melainkan mari kita bersama-sama memajukan kesenian yang terbaik,” ungkap Arifin dengan terharu.
Dengan tidak bersediannya Arifin Sunusi dipertaruhkan secara terbuka dengan sahabatnya, Hapri dalam satu forum. Sebaliknya Arifin secara tersirat berbesar hati mendukung Hapri. Akhirnya pimpinan sidang menyatakan aklamasi, sehingga peserta musyawarah pun menyatakan persetujuan secara musyawarah, Hapri ditetapkan sebagai Ketua DKST periode 2015-2020 menggantikan Ince Mawar  Abdullah (74 tahun) sebagai Ketua DKST periode sebelumnya. Sikap jiwa besar Arifin Sunusi mantan anggota DPRD Kota Palu periode 1999-2004 dan 2004-2009 ini mendapat apresiasi dan salut dari para seniman terhadap sikap yang ditujukan dalam forum musyawarah.
Dalam musyawarah tersebut lebih awal Ince Mawar Abdullah memaparkan proses lahirnya dewan kesenian yang semula Dewan Kesenian Palu (DKP) menjadi Dewan Kesenian Sulawesi Tengah. Merupakan perjuangan para seniman terdahulu dengan harapan menjadi wadah yang menyatukan para seniman dari berbagai latarbelakang. Di antara perintis lahirnya DKP yaitu Masyhuddin Masyhuda, Alimin Lasasi, Nungci H. Ali dan Ahmad Rumu yang semuanya sudah almarhum. Pada masanya mereka beraktivitas tanpa banyak mengharap bantuan dari pemerintah, apalagi kondisi fasilitas dari pemerintah era 1980-an masih serba terbatas, tapi mereka tetap eksis.
“Dalam menjalankan kegiatan kesenian, seniman tidak boleh hanya selalu  berharap, tapi bagaimana harus lebih menunjukkan karya nyata. Dengan karya yang dihasilkan dengan sendirinya akan mendapatkan aresiasi. Karena itu harus selalu menunjukkan karya,” kata Ince Mawar berpesan dalam forum musyawarah.(JAMRIN AB)