GONENGGATI
Kumpulan Cerita Rakyat Dari Donggala
SAMBUTAN BUPATI DONGGALA
BUKU ini merupakan kumpulan legenda atau cerita rakyat yang diangkat
dari tradisi masyarakat Kabupaten Donggala yang selama ini hampir punah,
sehingga penulisan dan penerbitan akan memberi sumbangsih pemikiran dan
inspirasi bagi pembaca.
Karena itu atas nama Pemerintah Kabupaten Donggala, saya sangat
menghargai dan menyambut baik dengan terbitnya buku GONENGGATI Kumpulan
Cerita Rakyat dari Donggala yang ditulis saudara Jamrin Abubakar. Bukan
saja menambah khazanah pustaka daerah yang masih minim, tapi merupakan
bentuk kepedulian dan pelestarian terhadap cerita rakyat yang terdapat
di Kabupaten Donggala. Apalagi daerah ini memang sangat kaya dengan
cerita rakyat yang belum banyak diangkat dalam bentuk tulisan, sehingga
terancam punah di tengah derasnya pengaruh budaya modern.
Karena itu Pemerintah Kabupaten Donggala merekomendasi agar buku ini
dapat dijadikan bacaan muatan lokal atau bahan pengayaan bagi siswa
sekolah dasar maupun siswa sekolah menengah. Terpenuhinya bacaan lokal
semacam ini merupakan upaya pelestarian kearifan lokal yang patut
diketahui kembali bagi generasi muda, tak terkecuali bagi mahasiswa
sebagai kaum intelektual. Apalagi dengan berdirinya Perguruan Tinggi
Ilmu Pemerintahan Gonenggati di Donggala, maka sangat relevan dengan
adanya semangat untuk tetap mempertahankan spirit nilai-nilai kearifan
lokal disamping nilai-nilai universal.
Dengan demikian, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya masyarakat Kabupaten Donggala.
Donggala, 2012
Bupati Donggala
Drs. H. Habir Ponulele, MM
Secara simbolis, penulis sedang menyerahkan buku GONENGGATI Kumpulan
Cerita Rakyat dari Donggala kepada Bupati Donggala, Habir Ponulele,
Jumat (10 Agustus 2012)
KATA PENGANTAR
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN DONGGALA
DONGGALA salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah sejak dulu
memiliki kekayaan cerita rakyat atau legenda yang menjadi tradisi lisan
di tengah masyarakat. Tetapi legenda tersebut masih sangat sedikit yang
dipublikasikan atau dibukukan dibanding yang tersebar dalam bentuk
tuturan dari mulut ke mulut.
Padahal di satu sisi penutur tradisi lisan cenderung mulai berkurang,
terutama pada masyarakat perkotaan, sehingga dikhawatirkan suatu saat
banyak cerita rakyat terancam punah dan tak diketahui generasi
mendatang. Karena itu kehadiran buku yang ditulis Jamrin Abubakar
sebagai hasil eksplorasi dari beberapa komunitas di wilayah Kabupaten
Donggala dari penuturnya, sangatlah bermanfaat dalam menambah bahan
bacaan muatan lokal untuk kalangan siswa sekolah dasar dan sekolah
menengah.
Kehadiran buku yang berjudul Gonenggati: Kumpulan Cerita Rakyat Dari
Donggala, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala meyambut baik dengan
mengintegrasikan dalam salah satu program. Yaitu dapat dijadikan salah
satu bahan pengayaan di tengah keterbatasan buku-buku cerita rakyat yang
bernuansa daerah setempat. Buku ini merupakan rekonstruksi cerita yang
sudah lama terpendam dan memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang dapat
diperkenalkan kembali kepada anak didik.
Dengan demikian, atas nama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala,
saya mengucapkan terima kasih pada penulis buku ini. Harapan saya,
kiranya menjadi sumber inspirasi bagi pembaca terutama bagi peserta
didik baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, khususnya dalam
wilayah Kabupaten Donggala.
Donggala, 2012
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN DONGGALA
H. Aidil Noor, SH, M.Si
Kepala
DAFTAR ISI
• Sambutan Bupati Donggala
• Kata Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala
• Ringkasan Cerita
1. Gonenggati
2. Legenda Yamamore di Pusentasi
3. Legenda Terjadinya Danau Dampelas
4. Sang Putri dan Bengga Bula
5. Gadis Dalam Pohon
6. Asal Mula Kaledo
Donggala Dalam Lintasan Sejarah Dunia
Sumber Penulisan
Riwayat Hidup Penulis
RINGKASAN CERITA
GONENGGATI:
Seorang raja perempuan Kaili yang kharismatik dan berpikiran demokratis
mempersatukan negeri-negeri Kaili dalam keadatan Pitunggota. Ia berkuasa
di Kanggihui (Kanggirui) yang pusatnya di atas pegunungan (kini masuk
wilayah Kabonga, Kecamatan Banawa).
LEGENDA YAMAMORE DI PUSENTASI:
Yamamore putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi
menghindari perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan
cara mencemplungkan diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah
Yamamore menghilang dan tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.
LEGENDA TERJADINYA DANAU DAMPELAS:
Berawal dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya
terjadi perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga
yang dijadikan area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa
Talaga.
SANG PUTRI DAN BENGGA BULA:
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar
di tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor
Bengga Bula (kerbau putih), sehingga kulitnya sembuh. Sejak itu pula
pihak raja dan keturunannya pantang makan daging kerbau putih.
GADIS DALAM POHON:
Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke
dataran Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak
mendapatkan binatang buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam
pohon yang kemudian dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi
di Kabupaten Sigi.
ASAL MULA KALEDO:
Pada saat pembagian daging sapi, orang Kaili dating terlambat sehingga
hanya mendapatkan tulang. Tana rasa kecewa, mereka kemudian memasak
dengan eksperimen dengan hasil tak kalah enaknya. Sejak itulah Kaledo
(kaki lembu donggala) jadi masakan favorit.