MATINYA SANG TADULAKO SEHIMPUN CERITA RAKYAT DARI SULAWESI TENGAH
Penulis : Jamrin Abubakar
Tebal : xii + 102 halaman
Penerbit : Ladang Pustaka,
Yogyakarta, 2013
ISBN : 978-602-18231-7-0
INILAH kisah panglima perang yang tak
pernah terkalahkan dalam berbagai peperangan di “Bumi Tadulako” zaham dahulu.
Kesaktian yang dimiliki membuat lawan-lawannya tak berkutik dan ia berhasil
membebaskan Tanah Lore, negeri Poso dari penaklukan suku-suku lainnya. Alkisah
zaman dahulu, negeri Bada selalu mendapat serangan dari orang-orang Baebunta
(wilayah Luwu, Sulawesi Selatan), maka atas kedidkdayaan seorang Tadulako dari
Behoa, berhasil mengusir penyerang dari baebunta.
Cerita Rakyat Sulawesi Tengah dalam dua
versi desain cover
Sejak itulah sang Tadulako dikenal
sebagai kesatria, karena jasa-jasanyalah sehingga negeri Bada tidak pernah
diserang suku-suku lainnya. Bahkan berhasil menciptakan perdamaian setelah
terjadi perjanjian damai dengan lawan-lawannya. Namun dalam pengembaraan cinta,
Sang Tadulako tak berdaya ketika seorang wanita (kekasih yang dikhianati)
menumbuknya dengan alu. Tadulako yang perkasa di medan perang itu akhirnya mati
tragis di tanah yang dibebaskan. Hanya seorang wanita yang mampu merobohkannya.
Itulah di antara inti cerita dalam
buku MATINYA SANG TADULAKO Sehimpun Cerita Rakyat Sulawesi Tengah yang dihimpun
penulis Jamrin Abubakar dari Donggala. Kisah tersebut hanyalah salah satu di
antara 11 cerita rakyat yang terangkum dalam buku in yang semuanya diangkat
dari legenda-legenda yang terancam punah di Sulawesi Tengah. penerbitan buku
ini ditampilkan dalam dua versi perwajahan cover.
Cerita lainnya yang tak kalah serunya
penuh kisah percintaan, petualangan dan tragedi kemanusiuaan yang sarat dengan
pesan-pesan moral. Antara lain:
MPOLENDA
YANG TERKUTUK:
Mpolenda seorang pemimpin otoriter yang sulit dikalahkan dalam peperangan,
sehingga bertindak sewenang-wenang menguasai segala sumber ekonomi. Selain
sombong dan takabur, juga menganggap dirinya paling berkuasa. Akhirnya Mpolenda
bersama istri dan anaknya mendapat kutukan jadi patung megalit. Sampai sekarang
patung tersebut dapat dilihat di Desa Wanga Kecamatan Lore Utara, Kabupaten
Poso.
GADIS
KULAVI DALAM POHON:
Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke dataran
Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak mendapatkan binatang
buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam pohon yang kemudian
dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi di Kabupaten Sigi.
TUMBAL
DI PULAU PELING:
Berawal dari musim paceklik, mengakibatkan Baku putra seorang pemimpin adat
meninggal dunia. Tetapi kemudian dari dalam kuburnya tumbuh ubi besar yang
kemudian menjadi sumber makanan pokok di Pulau Peling, Kabupaten Banggai
Kepulauan. Konon itulah asal mula adanya Ubi Banggai yang dipercaya sebagai
jelmaan dari manusia.
TRAGEDI
YAMAMORE: Yamamore
putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi menghindari
perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara mencemplungkan
diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah Yamamore menghilang dan
tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.
PERANG
MAHADIYAH: Berawal
dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya terjadi
perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang dijadikan
area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa Talaga.
SANG
PUTRI DAN BENGGA BULA:
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar di
tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga
kulitnya sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan
daging kerbau putih.
PERKELAHIAN
LABOLONG DENGAN LINDU:
Berawal perkelahian Labolong (seeokor anjing raksasa) dengan Lindu (belut raksasa)
di sebuah telaga kecil, akhirnya air meluap menjadi danau. Tempat tersebut
kemudian dinamai Danau Lindu yang dalam bahasa setempat Lindu berarti belut.
LEGENDA
SANG PALINDO: Patung
megalit Palindo atau Molindo di Padang Sepe, dataran tinggi Bada yang
mengisahkan tentang tokoh perlawanan terhadap serangan dari Kerajaan Luwu.
Konon Palindo yang bentuk miring dengan tangah mengarah ke kelaminnya itu
menunjukkan simbol persatuan orang Bada zaman dahulu tak mau ditaklukkan.
CERITA
TENTANG KUCING KERAMAT:
Seekor kucing menyelam ke dalam telaga mengambil jarum milik Sang Putri yang
jatuh. Akibatnya, kucing itu basah kuyub dan tak lama kemudian hujan deras dan
banjir datang sehingga terbentuklah sebuah danau besar. Dalam mitologi beberapa
suku di Sulawesi Tengah, kucing masih disakralkan tidak boleh disakiti atau
disiram karena dipercaya akan menimbulkan bencana.
PETUALANGAN
SAWERIGADING DI KERAJAAN SIGI:
Saat akan dilakukan perlagaan ayam
milik sang pelaut Sawerigading dengan ratu Ngilinayo, tiba-tiba terjadi gempa
dahsyat. Memporak-porandakan negeri Lembah Kaili membuat kapal Sawerigading
hancur dan banjir bandang tiba dan tanah longsor menimbun laut teluk Kaili
menjadi lembah.
Buku tersebut telah terbit dan beredar
dapat diperoleh di Toko Buku Ramedia, Jl. Hasanuddin, Kota Palu. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar