Judul
Buku : MATINYA SANG TADULAKO (Sehimpun Cerita Rakyat
Sulawesi Tengah)
Penulis : Jamrin Abubakar
Tebal : 116 halaman
Ukuran : 14 X 20 Cm
Penerbit : Ladang Pustaka, 2013
Harga
: Rp 35.000,-
Stok : Tersedia
Adapun
ringkasan cerita dalam buku ini yaitu sebagai berikut:
MPOLENDA YANG TERKUTUK:
Mpolenda seorang pemimpin otoriter yang sulit dikalahkan dalam peperangan,
sehingga bertindak sewenang-wenang menguasai segala sumber ekonomi. Selain
sombong dan takabur, juga menganggap dirinya paling berkuasa. Akhirnya Mpolenda
bersama istri dan anaknya mendapat kutukan jadi patung megalit. Sampai sekarang
patung tersebut dapat dilihat di Desa Wanga Kecamatan Lore Utara, Kabupaten
Poso.
GADIS KULAVI DALAM POHON:
Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke dataran
Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak mendapatkan binatang
buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam pohon yang kemudian
dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi di Kabupaten Sigi.
TUMBAL DI PULAU PELING:
Berawal dari musim paceklik, mengakibatkan Baku putra seorang pemimpin adat
meninggal dunia. Tetapi kemudian dari dalam kuburnya tumbuh ubi besar yang
kemudian menjadi sumber makanan pokok di Pulau Peling, Kabupaten Banggai
Kepulauan. Konon itulah asal mula adanya Ubi Banggai yang dipercaya sebagai
jelmaan dari manusia.
MATINYA SANG TADULAKO:
Panglima perang yang tak pernah terkalahkan dalam berbagai perang antarsuku.
Memiliki kesaktian yang sulit ditandingi lawan-lawannya, namun tiba masanya
berakhir. Sang Tadulako mati tragis setelah kepalanya ditumbuk alu oleh kekasih
yang dikhianatinya. Sampai sekarang patung Tadulako dapat dilihat di Desa Doda,
Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.
TRAGEDI YAMAMORE:
Yamamore putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi menghindari
perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara mencemplungkan
diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah Yamamore menghilang dan
tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.
PERANG MAHADIYAH:
Berawal dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya
terjadi perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang
dijadikan area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa Talaga.
SANG PUTRI DAN BENGGA BULA:
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar di
tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga
kulitnya sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan
daging kerbau putih.
PERKELAHIAN LABOLONG DENGAN LINDU:
Berawal perkelahian Labolong (seeokor anjing raksasa) dengan Lindu (belut
raksasa) di sebuah telaga kecil, akhirnya air meluap menjadi danau. Tempat
tersebut kemudian dinamai Danau Lindu yang dalam bahasa setempat Lindu berarti
belut.
LEGENDA SANG PALINDO:
Patung megalit Palindo atau Molindo di Padang Sepe, dataran tinggi Bada yang
mengisahkan tentang tokoh perlawanan terhadap serangan dari Kerajaan Luwu.
Konon Palindo yang bentuk miring dengan tangah mengarah ke kelaminnya itu
menunjukkan simbol persatuan orang Bada zaman dahulu tak mau ditaklukkan.
CERITA TENTANG KUCING KERAMAT:
Seekor kucing menyelam ke dalam telaga mengambil jarum milik Sang Putri yang
jatuh. Akibatnya, kucing itu basah kuyub dan tak lama kemudian hujan deras dan
banjir datang sehingga terbentuklah sebuah danau besar. Dalam mitologi beberapa
suku di Sulawesi Tengah, kucing masih disakralkan tidak boleh disakiti atau
disiram karena dipercaya akan menimbulkan bencana.
PETUALANGAN SAWERIGADING DI KERAJAAN
SIGI:
Saat
akan dilakukan perlagaan ayam milik sang pelaut Sawerigading dengan ratu
Ngilinayo, tiba-tiba terjadi gempa dahsyat. Memporak-porandakan negeri Lembah
Kaili membuat kapal Sawerigading hancur dan banjir bandang tiba dan tanah
longsor menimbun laut teluk Kaili menjadi lembah.
Kemudian kapal sawerigading
BalasHapusJatuh dan dinamakan "masomba"
Sedikit sy menambahkan ceritadari
Sawerigading yg menurut org terdahulu