Rabu, 09 Mei 2012

GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari DONGGALA (Dalam Proses)



Jamrin Abubakar
GONENGGATI
Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala
Penulis :
Jamrin Abubakar
Desain cover dan isi:
Sunlie Thomas Alexander
Ilustrasi/gambar:
Ari Tulank
Pengarah:
Andi Wulur, SH
Perpustakaan Nasional RI:
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Abubakar, Jamrin
Gonenggati Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala
hlm 13 X 19 cm
ISBN :
 
KATA PENGANTAR PENULIS
DONGGALA salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah sejak dulu memiliki kekayaan cerita rakyat atau legenda yang menjadi tradisi lisan di tengah masyarakat. Tetapi legenda tersebut masih sangat sedikit yang dipublikasikan atau dibukukan dibanding yang tersebar dalam bentuk tuturan dari mulut ke mulut.
Padahal di satu sisi penutur tradisi lisan cenderung mulai berkurang, terutama pada masyarakat perkotaan, sehingga dikhawatirkan suatu saat banyak cerita rakyat Sulteng terancam punah dan tak diketahui generasi mendatang. Penulis pernah melakukan eksplorasi ke beberapa komunitas di wilayah Kabupaten Donggala (ketika itu Sigi masih menjadi bagian Donggala) untuk penulisan legenda secara langsung dari narasumber atau penuturnya. Hasilnya kini diterbitkan dalam bentuk buku yang sedang Anda baca.
Sejumlah cerita rakyat yang diperoleh memiliki hubungan dengan kepercayaan terhadap lingkungan alam suku-suku asli yang mendiami daerah tertentu. Bahkan ada yang mempercayai sebagai bagian tradisi dari leluhur yang sangat erat kaitan beberapa upacara tradisi dan sejarah sosial budaya masa lampau.
Buku ini penulis beri judul GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari Donggala, berisi beberapa kisah kemanusiaan zaman dahulu dengan beragam latar belakang. Cerita tersebut yaitu Goneggati, Legenda Yamamore di Pusentasi, Legenda Terjadinya Danau Dampelas, Gadis Dalam Pohon, Sang Putri dan Bengga Bula dan Asal Mula Kaledo. Kisah-kisah tersebut ditulis berdasarkan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah narasumber pada komunitas tempat asal legenda.
Harapan penulis, buku ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca tentang masih terbatasnya buku cerita rakyat dari Kabupaten Donggala. Saran dan bantuan semua pihak sehingga buku ini terbit, saya ucapkan terima kasih.      
   
 Donggala, 2012
             
Jamrin Abubakar 
(Penulis)
 
DAFTAR ISI
·        Sambutan Bupati Donggala
·        Kata Pengantar Penulis
·        Ringkasan Cerita
1.    Gonenggati
2.    Legenda Yamamore di Pusentasi
3.    Legenda Terjadinya Danau Dampelas
4.    Sang Putri dan Bengga Bula
5.    Gadis Dalam Pohon
6.    Asal Mula Kaledo
Donggala Dalam Lintasan Sejarah
Sumber Penulisan
Riwayat Hidup Penulis
RINGKASAN CERITA
GONENGGATI:
Seorang raja perempuan Kaili yang kharismatik dan berpikiran demokratis menyatuhkan negeri-negeri Kaili dalam keadatan Pitunggota. Ia berkuasa di Kanggihui yang pusatnya di atas pegunungan (kini masuk wilayah Kabonga, Kecamatan Banawa).
LEGENDA YAMAMORE DI PUSENTASI:
Yamamore putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi menghindari perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara mencemplungkan diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah Yamamore menghilang dan tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.
LEGENDA TERJADINYA DANAU DAMPELAS:
Berawal dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya terjadi perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang dijadikan area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa Talaga.
SANG PUTRI DAN BENGGA BULA:
Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar di tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga kulitnya sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan daging kerbau putih.
GADIS DALAM POHON:
Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke dataran Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak mendapatkan binatang buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam pohon yang kemudian dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi di Kabupaten Sigi.
ASAL MULA KALEDO:
Pada saat pembagian daging sapi, orang Kaili dating terlambat sehingga hanya mendapatkan tulang. Tana rasa kecewa, mereka kemudian memasak dengan eksperimen dengan hasil tak kalah enaknya. Sejak itulah Kaledo (kaki lembu donggala) jadi masakan favorit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar