Senin, 19 Agustus 2013

TADULAKO DARI SULAWESI TENGAH

MATINYA SANG TADULAKO SEHIMPUN CERITA RAKYAT DARI SULAWESI TENGAH

Penulis   : Jamrin Abubakar
Tebal       : xii + 102 halaman
Penerbit : Ladang Pustaka, Yogyakarta, 2013
ISBN       : 978-602-18231-7-0


INILAH kisah panglima perang yang tak pernah terkalahkan dalam berbagai peperangan di “Bumi Tadulako” zaham dahulu. Kesaktian yang dimiliki membuat lawan-lawannya tak berkutik dan ia berhasil membebaskan Tanah Lore, negeri Poso dari penaklukan suku-suku lainnya. Alkisah zaman dahulu, negeri Bada selalu mendapat serangan dari orang-orang Baebunta (wilayah Luwu, Sulawesi Selatan), maka atas kedidkdayaan seorang Tadulako dari Behoa, berhasil mengusir penyerang dari baebunta.

     Cerita Rakyat Sulawesi Tengah dalam dua versi desain cover

Sejak itulah sang Tadulako dikenal sebagai kesatria, karena jasa-jasanyalah sehingga negeri Bada tidak pernah diserang suku-suku lainnya. Bahkan berhasil menciptakan perdamaian setelah terjadi perjanjian damai dengan lawan-lawannya. Namun dalam pengembaraan cinta, Sang Tadulako tak berdaya ketika seorang wanita (kekasih yang dikhianati) menumbuknya dengan alu. Tadulako yang perkasa di medan perang itu akhirnya mati tragis di tanah yang dibebaskan. Hanya seorang wanita yang mampu merobohkannya.
Itulah di antara inti cerita dalam buku MATINYA SANG TADULAKO Sehimpun Cerita Rakyat Sulawesi Tengah yang dihimpun penulis Jamrin Abubakar dari Donggala. Kisah tersebut hanyalah salah satu di antara 11 cerita rakyat yang terangkum dalam buku in yang semuanya diangkat dari legenda-legenda yang terancam punah di Sulawesi Tengah. penerbitan buku ini ditampilkan dalam dua versi perwajahan cover.

Cerita lainnya yang tak kalah serunya penuh kisah percintaan, petualangan dan tragedi kemanusiuaan yang sarat dengan pesan-pesan moral. Antara lain:

MPOLENDA YANG TERKUTUK: Mpolenda seorang pemimpin otoriter yang sulit dikalahkan dalam peperangan, sehingga bertindak sewenang-wenang menguasai segala sumber ekonomi. Selain sombong dan takabur, juga menganggap dirinya paling berkuasa. Akhirnya Mpolenda bersama istri dan anaknya mendapat kutukan jadi patung megalit. Sampai sekarang patung tersebut dapat dilihat di Desa Wanga Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.

GADIS KULAVI DALAM POHON: Perburuan yang dilakukan Sadomo, pemuda dari tanah Kaili sampai ke dataran Kulavi membuatnya tersesat di tengah hutan. Meskipun tidak mendapatkan binatang buruan, tapi seorang gadis cantik keluar dari dalam pohon yang kemudian dijadikan istri dan menjadi asal-usul suku Kulavi di Kabupaten Sigi.

TUMBAL DI PULAU PELING: Berawal dari musim paceklik, mengakibatkan Baku putra seorang pemimpin adat meninggal dunia. Tetapi kemudian dari dalam kuburnya tumbuh ubi besar yang kemudian menjadi sumber makanan pokok di Pulau Peling, Kabupaten Banggai Kepulauan. Konon itulah asal mula adanya Ubi Banggai yang dipercaya sebagai jelmaan dari manusia.

TRAGEDI YAMAMORE: Yamamore putri seorang Raja Towale melarikan diri dari istana demi menghindari perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara mencemplungkan diri ke dalam telaga air asin. Maka sejak itulah Yamamore menghilang dan tempatnya dinamai pusat laut atau Pusentasi.

PERANG MAHADIYAH: Berawal dari keinginan Sang Pelaut menaklukkan Negeri Dampelas, akhirnya terjadi perlawanan dari Mahadiyah. Peperangan pun terjadi hingga telaga yang dijadikan area pertarungan kemudian menjadi Danau Dampelas di Desa Talaga.

SANG PUTRI DAN BENGGA BULA: Putri cantik dari Tanah Kaili diasingkan karena terserang penyakit cacar di tubuhnya. Dalam pengasingan itulah ia dikejar dan dijilat seekor Bengga Bula (kerbau putih), sehingga kulitnya sembuh. Sejak itu pula pihak raja dan keturunannya pantang makan daging kerbau putih.

PERKELAHIAN LABOLONG DENGAN LINDU: Berawal perkelahian Labolong (seeokor anjing raksasa) dengan Lindu (belut raksasa) di sebuah telaga kecil, akhirnya air meluap menjadi danau. Tempat tersebut kemudian dinamai Danau Lindu yang dalam bahasa setempat Lindu berarti belut.

LEGENDA SANG PALINDO: Patung megalit Palindo atau Molindo di Padang Sepe, dataran tinggi Bada yang mengisahkan tentang tokoh perlawanan terhadap serangan dari Kerajaan Luwu. Konon Palindo yang bentuk miring dengan tangah mengarah ke kelaminnya itu menunjukkan simbol persatuan orang Bada zaman dahulu tak mau ditaklukkan.

CERITA TENTANG KUCING KERAMAT: Seekor kucing menyelam ke dalam telaga mengambil jarum milik Sang Putri yang jatuh. Akibatnya, kucing itu basah kuyub dan tak lama kemudian hujan deras dan banjir datang sehingga terbentuklah sebuah danau besar. Dalam mitologi beberapa suku di Sulawesi Tengah, kucing masih disakralkan tidak boleh disakiti atau disiram karena dipercaya akan menimbulkan bencana.

PETUALANGAN SAWERIGADING DI KERAJAAN SIGI:
Saat akan dilakukan perlagaan ayam milik sang pelaut Sawerigading dengan ratu Ngilinayo, tiba-tiba terjadi gempa dahsyat. Memporak-porandakan negeri Lembah Kaili membuat kapal Sawerigading hancur dan banjir bandang tiba dan tanah longsor menimbun laut teluk Kaili menjadi lembah.

Buku tersebut telah terbit dan beredar dapat diperoleh di Toko Buku Ramedia, Jl. Hasanuddin, Kota Palu. *

Selasa, 02 Juli 2013

MATINYA SANG TADULAKO Sehimpun Cerita Rakyat dari Sulawesi Tengah








Penulis   : Jamrin Abubakar
Tebal       : xii + 102 halaman
Penerbit : Ladang Pustaka, Yogyakarta, 2013
ISBN       : 978-602-18231-7-0

Kisah panglima perang yang tak pernah terkalahkan dalam berbagai peperangan di “Bumi Tadulako” zaham dahulu. Kesaktian yang dimiliki membuat lawan-lawannya tak berkutik dan ia berhasil membebaskan Tanah Lore dari peaklukan suku-suku lainnya.
Namun dalam pengembaraan cinta, Sang Tadulako tak berdaya ketika seorang wanita (kekasih yang dikhianati) menumbuknya dengan alu. Tadulako yang perkasa di medan perang itu akhirnya mati tragis di tanah yang dibebaskan. Hanya seorang wanita yang mampu merobohkannya.

Cerita Rakyat Lainnya:
1.    Mpolenda Yang Terkutuk
2.    Gadis Kulavi Dalam Pohon
3.    Tumbal di Pulau Peling 
4.    Tragedi Yamamore
5.    Perang Mahadiyah
6.    Sang Putri dan Bengga Bula
7.    Perkelahian Labolng dengan Lindu
8.    Legenda Sang Palindo
9.    Cerita Tentang Kucing Keramat
10. Petualangan Sawerigading di Kerajaan Sigi
Dapat diperoleh di Toko Buku RAMEDIA, Jl. Sultan Hasanuddin No. 40 Kota Palu-Sulawesi Tengah.


 Penyerahan buku MATINYA SANG TADULAKO dari penulis buku ke Bupati Donggala, Habir Ponulele d kantor bupati, Rabu 3 Juni 2013 sbagai bagian kampanye gerakan literasi di Donggala.

Minggu, 10 Maret 2013

THE death Tadulako (set Summary folklore Central Sulawesi)



MPOLENDA accursed: Mpolenda an authoritarian leader who is hard to beat in battle, so it acts arbitrarily govern all economic resources. Besides cocky and arrogant, also considers himself the most powerful. Finally Mpolenda with his wife and son got the curse of a statue megaliths. Until now the statue can be seen in the North Lore District Wanga village, Poso.

KULAVI GIRL IN THE TREES: Hunting is done Sadomo, Kaili youth from the ground up to make it plain Kulavi lost in the woods. Although the game did not get, but a beautiful girl out of the tree and then used his wife and a tribal origin 

Victimizing ISLAND Peling: Starting from the famine, resulting in Baku son of a traditional leader died. But then from his grave grew a large yam became the staple food source Peling Island, Banggai Islands. It is said that the origin of the sweet Banggai believed to be the incarnation of human beings.

THE death Tadulako: Warlords who never defeated in tribal wars. It has a magic that is hard to surpass his opponents, but his time came to an end. The Tadulako died tragically after his head crushed by a pestle dikhianatinya lover. Until now Tadulako sculpture can be seen in the village of Doda, District Central Lore, Poso.

YAMAMORE TRAGEDY: Yamamore daughter of a king Towale escape from the palace in order to avoid forced marriages. In his escape, he hid in a way plunge into saltwater lake. So since that's the place named Yamamore disappeared and the sea or Pusentasi center.

MAHADIYAH WAR: Starting from the desire to conquer the State Dampelas sailor, eventually the resistance of Mahadiyah. The battle ensued until the lake is used as battle area became Dampelas Lake Village Talaga.

THE PRINCESS AND Bengali BULA: The beautiful princess of the Land of Kaili ostracized for smallpox disease in the body. In exile that he chased and licked a Bengali Bula (white buffalo), so that the skin healed. Since then, the king and his descendants abstinence white buffalo meat.

GONENGGATI: A king and a charismatic woman Kaili menyatuhkan minded democratic countries in keadatan Pitunggota Kaili. He came to power in the center Kanggihui over the mountains (now in area Kabonga, District Banawa).

POSO LAKE EVENT: A cat diving into the water to take a needle owned the princess, as a result of rain and flooding to forming a lake. In the mythology of some tribes in Central Sulawesi, cats can dikuyupkan mendatangan rain.

She grabbed her sexual identity: Sculpture megaliths Palindo or Molindo in Padang Sepe, Bada plateau that tells about the character of resistance to the attacks of the Kingdom Luwu. It is said that now shape sloping Palindo shows the symbol of unity Bada ancients did not want to be conquered.

Senin, 07 Januari 2013

23. Penyerahan 67 eksmplar buku untuk Perpustakaan UNISA Palu


22. Penyerahan buku untuk Perpustakaan FISIP Unismuh Palu


21. Sebanyak 40 eksemplar buku Menulis Zaman dengan Iftitah diserahkan ke pengelola Perpustakaan Pusat UNTAD


20. Menyerahkan 40 eksemplar buku Menulis Zaman dengan Iftitah kepada Kepala Pusat Penelitian Sejarah UNTAD, Syakir Mahid


19. Menyerahkan buku kepada pihak Perpustakaan SMK Negeri 5 Palu


18. Penyerahan buku kepada pihak SMK 3 PALU


17. Menyerahkan buku kepada pihak SMA Negeri 5 Palu


16. Memberikan buku kepada pihak SMK Pancasila Palu


15. Menyerahkan buku melalui Bagian TU SMK Negeri 2 PALU


14. Saat menyerahkan buku ke pihak SMA Muhamdiyah Palu


13. Menyerahkan buku kepada pihak SMK Muhamadiyah Palu


12. Penyerahan buku ke pihak SMA Negeri 1 Palu


11. Menyerahkan buku kepada pihak SMA Swadaya Palu


10. Menyerahkan buku untuk Perpustakaan SMK Negeri 3 PALU


9. Menyerahkan buku kepada pihak SMK Negeri 1 Palu


8. Menyerahkan buku kepada Wakasek SMA Negeri 2 Palu


7. Foto bersama kepada para jurnalis kantor Berita ANTARA Palu


6. Sumbangan buku Menulis Zaman Dengan Iftitah kepada pihak SMK Mandalasila Palu yang merupakan salah satu sekolah bidang kepariwisataan


5. Foto bersama saat menyerahkan buku ke pihak SMA Negeri 3 Palu


4. Penyerahan buku Menulis Zaman dengan Iftitah pada KTU Bapusda Sulteng


3. Menyerahkan buku pada Kepsek SMA Kristen Bala Keselamatan Palu


2. Penyerahan buku Menulis Zaman dengan Iftitah kepada Kepsek SMK 1 Marawola, Kabupaten Sigi


1. Penyerahan buku kepada Kepala SMA Negeri 6 Palu