Sabtu, 20 Agustus 2016

TO DONGGALAE (Festival Aspirasi Budaya)



DONGGALA-Persiapan event budaya To Donggalaé semakin dimatangkan dengan kepastian beberapa program dan kegiatan akan digelar pada 2-4 September mendatang. Merupakan bagian upaya menenun masa lampau dengan cita rasa masa depan terkait kepedulian Donggala Heritage dengan kegiatan Site-specific Theater, Video Screening - hasil lokakarya video dengan Pelajar SMKN 1 Banawa, SMA Negeri 1 Banawa dan SMP Negeri 2 Banawa, Panggung-panggung Kecil Aspirasi Masyarakat, Pameran Gambar Anak-Anak Donggala, Penjualan Makanan dan Minuman Khas Donggala, Karaoke Corner, Selfie-Booth, Instalasi Video dan Kompetisi Foto Instagram #todonggalae.


Menurut koordinator Egbert Wits dari Yayasan Kelola Jakarta, melalui event To Donggalaé ini diharapkan dapat mendorong kawasan Kota Tua Donggala menjadi destinasi pariwisata budaya di Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Tengah. Event budaya ini diharapkan menjadi awal bagi hadirnya sebuah Museum Komunitas dan kawasan kreatif di Kota Donggala serta mewujudkan suatu rencana strategis dan program bagi pelaksanaan preservasi dan konservasi bangunan tua dan kawasan sejarah di kota tua, ungkap Egbert warga asal Belanda.
Egbert adalah aktivis budaya yang memiliki kepedulian pada kota-kota tua dalam bentuk pertunjukan seni bersama Gea Smidt pegiat teater juga dari Belanda selama sebulan melakukan eksploitasi di Donggala. Dari hasil penelusuran sejarah, nilai-nilai kultur dan kondisi sosial di kota tua Donggala, maka lahirlah ide melaksanakan festival tentang To Donggalae.

Yayasan Kelola yang bermitra dengan Kedutaan Besar Belanda juga melibatkan Dewan Kesenian Donggala dan pihak Kecamatan Banawa. Camat Banawa, Muhammad menyatakan dukungan terhadap dukungan komunitas pemerhati sejarah Donggala. Pihak kecamatan sendiri memiliki program pemberdayaan wisata berbasis masyarakat sehingga ini bisa dikoneksikan untuk membangun Donggala dari aspek wisata, sehingga kami sangat mendukung, kata Muhammad belum lama ini.
Pelaksanaan festival To Donggalae menurut Zulkifly Pagessa tidaklah lahir begitu saja, melaikan proses panjang dengan adanya jaringan. Dipilihnya Donggala kerjsama dengan Kelola karena adanya persepsi yang sama dan nilai-nilai sejarah kota tua yang cukup lama terpendam. Kini perlu dibangkitkan adanya kejatidirian tentang Donggala yang dulu dikenals ebagai kota maritime.

Zulkifly Pagessa salah satu menggagas event mengatakan, sejak operasional Pelabuhan Donggala dipindahkan ke Pelabuhan Pantoloan pada tahun 1978, kehidupan sosial-ekonomi-kultural Kota Donggala menyurut secara dramatis. Kejayaan Donggala sebagai salah satu kota pelabuhan penting dalam sejarah kemaritiman di Nusantara ini lalu meredup. Kejayaan kota pelabuhan ini di masa lampau kini hanya menyisakan warisan sejarah kota berupa bangunan-bangunan tua dari era kolonial. Bangunan-bangunan yang ada sedang menghadapi kehancuran karena tidak terawat dan lapuk oleh usia serta berbagai rencana pembongkaran atau pembangunan fasilitas kota lainnya. Fenomena ini adalah ancaman kehancuran bagi sejarah ruang arsitektur serta nilai historis filosofis bangunan dan kawasan bersejarah tersebut. Ingatan kolektif sejarah yang menjadi cerminan masa depan dari kehidupan masyarakat kota ini turut mengabur. Secara perlahan, kota pelabuhan ini mulai kehilangan identitas kulturalnya, ungkap Zulkifly dengan nada prihatin.
Sadar dan memahami kondisi tersebut, pada tahun 2015 Dewan Kesenian Donggala dan Donggala Heritage telah menggelar event Donggala Heritage. Sebuah perayaan bagi warisan sejarah kota dan budaya urban di Kota Tua Donggala. Program ini didasari keyakinan bahwa identitas kota Donggala dengan karakteristik urban yang khas adalah milik paling berharga dari kota pelabuhan ini dan karenanya perlu diselamatkan, dilestarikan dan dikembangkan.

Melanjutkan apa yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 itu, Dewan Kesenian Donggala dan Donggala Heritage bekerjasama dengan Yayasan Kelola (Jakarta) dan PeerGrouP Locatietheater Noord-Nederland (Belanda) dengan dukungan Kedutaan Besar Belanda dan Fonds Podium Kunsten Performing Arts Fund NL, kembali menggelar perayaan budaya yang bertajuk : To Donggalaé.
Mewujudkan event budaya yang akan digelar pada tanggal 2, 3, 4 September 2016, para seniman dan pakar heritage asal Belanda dan Yogyakarta telah bekerja selama sebulan penuh bersama para seniman, pelajar dan masyarakat di Kota Tua Donggala. Berbagai program kegiatan seni budaya yang memberdayakan potensi estetika publik sebagai cerminan dari warisan sejarah kultural Kota Donggala akan digelar dalam event ini.
Hal tersebut bertujuan memaksimalkan dampak positif sosial, ekonomi dan kultural dari event ini bagi masyarakat kota Donggala. Pilihan lokasi event yang berada di salah satu kawasan di tengah kota tua Donggala ditujukan untuk mendorong apresiasi dan partisipasi kalangan muda, seniman dan masyarakat dalam upaya pelestarian dan konservasi warisan kultural di kawasan Kota Tua Donggala. (JAMRIN AB)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar