Rabu, 10 Juli 2019

SARUNG DONGGALA MAKIN BERKIBAR

 SARUNG DONGGALA MAKIN BERKIBAR

KAIN sarung Donggala kini semakin dikibarkan. Bila beberapa tahun lalu dibentuk UPTD untuk pembinaan bagi pengrajin, maka belum lama ini Pemda Donggala menggandeng seorang desainer nasional, Merdi Sihombing. Tujuannya melakukan penjejakan kemungkinan dikembangkan lebih pesat lagi secara nasional.
Wakil Bupati Donggala, Moh. Yasin bersama Merdi Sihombing dalam peninjauan ke pusat pengrajin sarung Donggala di Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah mengatakan upaya pemda untuk mencari peluang pasar secara progresif. “Potensi yang kita miliki dalam pembuatan kain sarung Donggala cukup besar, apalagi terus dilakukan pelatihan sebagaimana dilakukan belum lama ini. Sehingga ke depan akan menjadi prioritas untuk menjadi salah satu sumber PAD melalui peningkatan produksi dan pemasaran sarung Donggala,” kata Moh. Yasin.
Sejak beberapa tahun terakhir ini Pemda Donggala terus berupaya meningkatkan produksi dan pelestarian bagi pengrajin kain tenun Donggala. Beberapa bentuknya berupa pelatihan berbagai cara pencelupan warna alamiah yang lebih baik, bantuan peralatan yang lebih baik lagi dan bantuan pemberian benang sebagai bahan baku serta promosi hasil produksi. Karena itu pula Merdi Sihombing mengatakan keberadaan kerajinan sarung hasil tenun itu memiliki kekhasan sebagai kekayaan Nusantara, sehingga diharapkan jangan sampai punah. Cara pelestarian harus dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi agar tetap lestari.
Keberadaan kain tenun Donggala telah menjadi salah satu sumber perekonomian kaum perempuan di Tanah Kaili (sebutan bagi kawasan yang penduduk asilnya etnis Kaili di Provinsi Sulawesi Tengah). Sudah ada sejak ratusan tahun silam sebagai kerajinan tenun ikat dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pengisi waktu luang di rumah. 
Seorang ibu rumah tangga, daripada jenuh menunggu suami pulang kerja mendingan menenun sarung yang biasa disebut buya sabe. Itu awal kebiasaan ibu-ibu rumah tangga Kaili di Donggala tempo doloe, namun dalam perkembangannya menjadi pekerjaan pokok. Terutama adanya pembinaan pemerintah melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian Kabupaten Donggala dengan bantuan peralatan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin yang popular dinamai Saguar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar